hanya menulis apa yang aku lihat, dengar, dan rasakan...

Kamis, 20 September 2012

Suamiku ijinkan aku tetap memakai nama ayahku


Sepasang pengantin baru duduk berdua di kamar pengantin. Ditemani harum semerbak bunga melati dan tumpukan kado yang belum juga selesai dibuka. Bukan karena saking banyaknya cuman khan harus mencatat sia A memberi kado ini, si B memberi ini. Takutnya kalau pas si pemberi Kado menikah dan kita tidak memberi yang sepadan biasanya akan menimbulkan kasak kusuk. Namanya juga Desa.
Seperti cerita dalam drama percintaan. Malam-malam di awal pernikahan adalah malam yang lebih baik daripada malam 1000 bulan..upsss!! bisa dipanggil ulama setempat ini, he he… yachh….begitulah pengantin perempuan duduk bersandar didada suaminya yang tampak bidang (yaaa… karena masih baru semua terlihat begitu ‘sempurna’) dan tangan pengantin laki-laki mengusap rambut istrinya (apakah terlalu berlebihan? anggap saja tidak karena sebaiknya malam pertama itu harus sholat berjamaah dulu dan pengantin laki-laki meletakkan tangannya pada kening pengantin perempuan dan berdo’a ‘ yang intinya memohon penjagaan dari sifat jelek yang Tuhan berikan kepada perempuan yang dinikahinya itu’.
Ok….Lanjuttt….
Karena sudah lama mengenal (sebaiknya tidak menggunakan kata pacaran) akhirnya topic pembicaraan tentu saja bukan ‘heii…nama kecil kamu siapa?’ atau ‘ ah….kamu dulu sma atau kuliah dimana jurusan apa, apa warna kesukaan kamu?” ya ampun itu seperti dalam pertemuan pertama kita di facebook atau twit kita dengan seorang teman bukan? lalu ….karena malam itu semua tampak indah (karena amplop buwuhan belum juga dihitung) akhirnya sepasang pengantin itu memilih ngobrol ringan aja.
Konon karena semua sudah dibicarakan sebelum pernikahan jadi tidak ada yang bersifat istimewa ( harus digaris bawahi =dibicarakan. Only Berbicara dan tidak diperkenankan menggunakan ‘anggota tubuh’ manapun’ atauu…. Anda akan kehilangan moment paling indah ketika suami Andalah yang pertama melihat keseluruhan tubuh Anda, dari rambut sampai ujung kaki. Setidaknya Anda akan bangga dan mengatakan kepada suami Anda ’Selamat sayang kamulah yang pertama melihatku tanpa selembar kain dan semoga Allah memberi kita kekuatan untuk bersama sampai akhir hayat, maka nikmatilah milikmu…..’ atau Anda akan ragu-ragu menjawab pertanyaan suami Anda  ‘ apakah aku laki2 pertama yang melihatnya dan kamu akan mengatakan ‘ ah…seingatku sihc iyaa’ Jika itu terjadi minta ampunlah kepada Allah sesungguhnya Dia Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Jagalah anak perempuan Anda hingga kesialan itu hanya berhenti sampai di Anda saja. Ok!
‘ kita ngobrol apa ya ?’ pengantin laki-laki mulai berpikir  bukankah semua harus ada pendahuluan baru selanjutnya ke proses inti dan penutupan? J
‘ oh aku tahuu….. ‘untung sang istri diberi bekal kecerdasan JJ
‘ apaa…….’ Tentunya kalimat ‘apaa’ ini berbeda dengan ketika suami bertanya ‘kalau kamu boros nanti akhir bulan kita makan apa? :wkwkwkwkw…..
‘ aku khan selama ini menggunakan nama ayahku dibelakang nama profesionalku (ceileeee…professional katanyee..) jadi aku minta ijin kepadamu agar aku tetap menggunakan nama itu’
‘apa kamu tidak bangga menggunakan namaku?
‘oh..bangga sekali…kalo tidak bangga bagaimana aku bersedia menjadi istrimu?’ tentu saja kalimat itu yang akan terdengar.
Kalau misalnya sekarang pertanyaan yang sama diajukan bisa jadi jawabannya berbeda’ mmm seharusnya kamu tidak terlambat bangun pagi dong! Malu sama namamu atau….ah….namamu tidak sekeren orangnya. Sebaiknya Anda hati-hati mengatakan hal ini kecuali Anda yakin bahwa suami Anda ‘sedang’ menginginkan Anda. J
‘ bukan begitu …hanya saja ini bentuk penghormatanku kepada Ayahku’ serius.
‘bagaimana kagumku pada ibuku tidak perlu ditanyakan lagi, saat aku senang yang pertama aku ingat adalah ibuku, saat aku merasa lelah maka kalimat ibuku yang akan selalu aku dengar. Aku mencintainya karena aku tahu dia akan selalu mencintaiku sampai ke liang lahatnya. Cintanya akan mengalir dalam darahku tanpa perlu lagi aku mengatakan kepada siapapun. Perempuan baya yang sejak kecil mengatakan kamu tidak perlu pintar ‘menumbuk padi’ karena kamu akan pergi jauh ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, ingat nduk bahwa perempuan yang miskin dan tidak terpelajar akan membuatnya ‘kendho kembene’.(kendho kembene ; adalah perempuan yang merelakan menjual tubuhnya untuk makan). Dia tidak mengajariku tentang emansipasi karena ibuku tidak tahu artinya dia hanya ingin anak perempuannya lebih baik, bisa mandiri tetapi tetap mewanti-wanti ‘surgamu berada diridho suamimu’.
Dan Ayahku akan mendapat keistimewaan lain. Tidak lebih rendah atau lebih tinggi.
Aku akan menghargai setiap tetes keringatnya yang jatuh dari punggung yang dibiarkan terpanggang matahari. Yang membiarkan tangannya penuh bekas duri dan kakinya yang tidak pernah lelah naik turun gunung untuk menghidupi ke 5 anaknya dan 6 anak dari kakak perempuannya, 1 anak dari cucu kakak perempuannya dan 2 anak dari adik perempuan istrinya. Hanya berbekal ladang dan harapan. Bayangkan!. Laki-laki tamatan Sekolah Rakyat yang mempunyai cita-cita agar anaknya berkehidupan lebih baik, menggenggam dunia dan menjadikan Agama sebagai pijakan. Laki-laki beruban yang mengatakan kepadaku ‘ keperawanan itu bukti kesetiaanmu kepada Allah dan wujud penghormatanmu kepada dirimu sendiri’. ‘Apakah kamu mengira bahwa kecantikan tubuh dan wajahmu akan membuat laki-lakimu menghargaimu dan tidak tergoda oleh perempuan lain, karena sebenarnya perempuan bukan hanya untuk ‘masak, macak dan manak’ gunakan otakmu karena itu satu-satunya cara kau bisa menjalankan fungsimu sebagai istri dan ibu’
Laki-laki yang tidak segan menghukum anak laki-lakinya sendiri dengan mengikatnya di pohon manggis dan membiarkan ratusan ‘angkrang’ mengeroyoknya karena kedapatan mencuri 1 ons cengkih kering untuk membeli jajan di toko tetangga. ( angkrang; sejenis semut merah dan besar yang bila menggigit akan membuat kulit gatal melepuh dan panas, tidak separah tomcat tetapi jika jumlahnya ratusan efeknya akan lebih parah). Jangan tergoda dengan yang bukan hakmu karena itu tidak akan memberi manfaat apapun.
Laki-laki yang menendang piring besi karena aku berbicara dengan teman-temanku didepan rumah saat adzan magrib berkumandang. Laki-laki yang mengatakan aku sedang tidak ada dirumah saat ada teman laki-lakiku datang kerumah dengan membawa satu pak rokok. Laki-laki yang menolak menerima pinangan laki-laki dengan berkata ‘biarlah anak saya sekolah dulu, dia masih kecil, dia tidak bisa apa-apa untuk menjadi istri, dia belum siap, dia masih mengejar cita-citanya’.
Laki-laki yang menyuruhku menghabiskan semua nasi yang sudah terlanjur ditaruh dipiring.’ Harus habis, ambil sendiri tanggung jawab menghabiskan, jangan membuang nasi diluar sana jutaan orang tidak bisa makan’. Dan memukul tanganku jika tanpa sengaja aku menjatuhkan piring atau memecahkan gelas. Jangan semaunya sendiri, hargai yang kamu miliki.
Laki-laki yang berkata ‘wah…kalau kamu pakai baju muslim dibawah pantat begini kamu sangat cantik, beginilah seharusnya perempuan muslim berpakaian’.
Laki-laki yang berkata dengan tegas‘ minta ma’af sama ibumu, kamu sudah menyakiti hatinya, air matanya neraka bagimu’.
Ah…..apakah aku salah jika aku tetap menggunakan namanya? Selain itu sayang nama ayahku ndak jelek jelek amat, yahccc….dan kalau menurutku sihc mengandung hoki…kemarin aja ada yang ngiro aku chinesse loo…J
‘ eh kalau ada yang tanya kenapa pakai nama ayah kenapa ndak pakai nama suamimu kamu jawab apa?’
‘ ah …gampang aku akan menjawab di Jawa tidak ada nama ayah dalam nama anak-anaknya’ Mungkin karena riwayat Raja-Raja Jawa dulu selalu ‘Lembu Peteng’ alias riwayat silsilah yang gelap J harus belajar sejarah dan anthropologi dulu kalau mbahas yang ini.
‘ dan dalam islam anak perempuan membawa nama ayahnya seperti ‘Aisya binti Abu Bakar. Dan kamu bukan ayahku bukan? tetapi kamu suamiku, ayah dari anak-anakku, kekasih dan belahan jiwaku ……..” (ehemm…..aduhaii…)
Dan begitulah akhirnya pengantin pria itu mengijinkan istrinya tetap menggunakan nama ayahnya. Sampai sekarang. Dan selamanya. InsyaAllah.
#Indahnya hari ini : Ayah adalah manusia yang Tuhan titipkan kepadanya penciptaanmu supaya kamu menghormati laki-laki’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar